Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap Anak

 

Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap Anak

Imunisasi adalah salah satu cara untuk melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat mengancam kesehatan dan bahkan nyawanya. Imunisasi dapat memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit tertentu dengan cara memberikan vaksin yang mengandung antigen penyakit tersebut. Vaksin akan merangsang sistem kekebalan tubuh anak untuk membentuk antibodi yang dapat melawan penyakit tersebut jika terpapar di kemudian hari.

Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan kepada anak sejak lahir hingga usia 18 tahun. Imunisasi dasar meliputi imunisasi wajib dan imunisasi tambahan. Imunisasi wajib adalah imunisasi yang harus diberikan kepada semua anak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh pemerintah.

 Imunisasi wajib meliputi imunisasi hepatitis B, BCG, polio, DPT-HB-Hib, campak atau MR, dan IPV. Imunisasi tambahan adalah imunisasi yang diberikan sesuai dengan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk melengkapi imunisasi wajib. Imunisasi tambahan meliputi imunisasi rotavirus, PCV, influenza, varisela, hepatitis A, tifoid, HPV, dengue, dan japanese encephalitis.

Berikut adalah jadwal imunisasi dasar lengkap anak yang perlu diketahui oleh orang tua:

Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap Anak Usia 0-9 Bulan

Berdasarkan anjuran IDAI terbaru tahun 2020[^1^][1], berikut daftar urutan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-9 bulan:

UsiaImunisasi
Bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam)                          Hepatitis B (HB-1)
Usia 0-1 bulan                         Polio 0 dan BCG
Usia 2 bulan DPT-HB-Hib 1, polio 1, hepatitis B 2, rotavirus 1, PCV 1
Usia 3 bulanDPT-HB-Hib 2, polio 2, hepatitis B 3
Usia 4 bulanDPT-HB-Hib 3, polio 3 (IPV atau polio suntik), hepatitis B 4, rotavirus 2
Usia 6 bulanPCV 2, influenza 1, rotavirus 3 (pentavalen)
Usia 9 bulanCampak atau MR dan japanese encephalitis 1

Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Penyakit ini dapat menular melalui darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi virus. Hepatitis B dapat menyebabkan komplikasi seperti sirosis hati atau kanker hati jika tidak diobati. Oleh karena itu, pemberian imunisasi hepatitis B sangat penting untuk mencegah infeksi HBV sejak dini.

Anak mendapatkan imunisasi hepatitis B pertama yaitu monovalen segera setelah lahir sebelum berumur 24 jam. Hepatitis B diberikan empat kali sebelum bayi berusia 6 bulan. Setelah baru lahir, bayi akan kembali mendapat jenis vaksin ini saat berusia 2, 3, dan 4 bulan.

Polio

Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus poliovirus. Penyakit ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan kelumpuhan otot atau kematian. Polio dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio yang dapat dilakukan secara oral (Oral Poliovirus Vaccine/OPV) atau suntikan (Inactive Poliovirus Vaccine/IPV).

Anak mendapatkan imunisasi polio pertama yaitu OPV-0 saat berusia kurang dari satu bulan. Kemudian anak akan mendapatkan OPV-1 saat berusia dua bulan dan OPV-2 saat berusia tiga bulan. Pada usia empat bulan, anak akan mendapatkan IPV atau polio suntik sebagai penguat.

BCG

BCG adalah singkatan dari Bacillus Calmette-Guerin yang merupakan vaksin untuk mencegah tuberkulosis (TBC). TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang paru-paru dan organ tubuh lainnya. TBC dapat menyebabkan batuk kronis, demam tinggi, penurunan berat badan, dan kematian jika tidak diobati.

Anak mendapatkan imunisasi BCG saat berusia kurang dari satu bulan. Imunisasi ini diberikan dengan cara menyuntikkan vaksin ke lengan atas kanan anak. Efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian imunisasi BCG adalah pembengkakan dan luka pada bekas suntikan yang akan sembuh dalam beberapa minggu.

DPT-HB-Hib

DPT-HB-Hib adalah vaksin kombinasi yang melindungi anak dari empat penyakit sekaligus yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus (tetanus), dan haemophilus influenzae tipe b (Hib). Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini dapat menyebabkan radang tenggorokan dan pembentukan selaput putih pada tenggorokan yang dapat mengganggu pernapasan. 

Pertusis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini dapat menyebabkan batuk paroksismal atau batuk kering berulang-ulang yang dapat mengganggu pernapasan dan menyebabkan muntah atau sesak napas. 

Tetanus adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini dapat menyebabkan kejang otot dan kaku kuduk yang dapat mengganggu pernapasan dan menimbulkan komplikasi seperti luka parut atau kematian. 

Hib adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe b. Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah seperti pneumonia atau bronkitis serta infeksi pada otak seperti meningitis atau ensefalitis.

Anak mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib pertama kali saat berusia dua bulan. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi ini lagi saat berusia tiga bulan dan empat bulan sebagai penguat.

Rotavirus

Rotavirus adalah virus yang menyebabkan diare akut pada bayi dan anak-anak. Diare akut dapat menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh yang dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat. Rotavirus dapat dicegah dengan pemberian vaksin rotavirus secara oral.

Anak mendapatkan imunisasi rotavirus pertama kali saat berusia dua bulan. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi inilagi saat berusia empat bulan dan enam bulan sebagai penguat. Jumlah pemberian imunisasi rotavirus tergantung pada jenis vaksin yang digunakan. Ada dua jenis vaksin rotavirus yang tersedia yaitu monovalen (Rotarix) yang diberikan dua kali dan pentavalen (RotaTeq) yang diberikan tiga kali.

PCV

PCV adalah singkatan dari Pneumococcal Conjugate Vaccine yang merupakan vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru (pneumonia), telinga tengah (otitis media), sinus (sinusitis), darah (sepsis), dan otak (meningitis). PCV dapat melindungi anak dari 13 serotipe bakteri Streptococcus pneumoniae yang paling sering menyebabkan penyakit.

Anak mendapatkan imunisasi PCV pertama kali saat berusia dua bulan. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi ini lagi saat berusia enam bulan dan 12-15 bulan sebagai penguat.

Influenza

Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas. Influenza dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, radang otak, radang jantung, atau kematian jika tidak diobati. Influenza dapat dicegah dengan pemberian vaksin influenza secara injeksi.

Anak mendapatkan imunisasi influenza pertama kali saat berusia enam bulan. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi ini setiap tahun sebagai penguat. Pemberian vaksin influenza setiap tahun diperlukan karena virus influenza dapat bermutasi dan menimbulkan strain baru yang tidak tercakup oleh vaksin sebelumnya.

Campak atau MR

Campak atau MR adalah singkatan dari Measles-Rubella yang merupakan vaksin untuk mencegah penyakit campak dan rubela. Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus measles. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, ruam merah di seluruh tubuh, batuk, pilek, mata merah, dan bintik putih di dalam mulut. Campak dapat menyebabkan komplikasi seperti radang paru-paru, radang telinga, radang otak, kebutaan, atau kematian jika tidak diobati. Rubela adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam ringan, ruam merah di wajah dan leher, pembesaran kelenjar getah bening di belakang telinga dan leher, nyeri sendi, dan konjungtivitis. Rubela dapat menyebabkan komplikasi seperti radang otak atau kelainan bawaan pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi rubela saat hamil.

Anak mendapatkan imunisasi campak atau MR pertama kali saat berusia sembilan bulan. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi ini lagi saat berusia 18-24 bulan sebagai penguat.

Japanese encephalitis

Japanese encephalitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus japanese encephalitis (JEV). Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi virus. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, muntah-muntah, kejang-kejang, koma, atau kematian jika tidak diobati. Japanese encephalitis dapat dicegah dengan pemberian vaksin japanese encephalitis secara injeksi.

Anak mendapatkan imunisasi japanese encephalitis pertama kali saat berusia sembilan bulan. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi ini lagi saat berusia 12-18 bulan sebagai penguat.

Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap Anak Usia 12-18 Tahun

Berdasarkan anjuran IDAI terbaru tahun 2020, berikut daftar urutan imunisasi dasar lengkap anak usia 12-18 tahun:

UsiaImunisasi
Usia 12-15 bulanPCV 3 dan varisela 1
Usia 15-18 bulanDPT-HB-Hib 4 (booster), polio 4 (booster), hepatitis A 1
Usia 18-24 bulanCampak atau MR 2 (booster), varisela 2 (booster), hepatitis A 2 (booster)
Usia 4-6 tahunDPT-HB-Hib 5 (booster), polio 5 (booster)
Usia 9-14 tahunHPV 1 dan HPV 2 (rentang antara satu sama lain sekitar enam bulan)
Usia 9-16 tahunDengue 1, dengue 2 dan dengue 3 (rentang antara satu sama lain sekitar enam bulan)
Usia 10 tahunTifoid
Usia 11 tahunTd (tetanus-difteri)
Usia 12 tahunMeningokokus konjugat ACWY
Usia 16 tahunTd (tetanus-difteri)
Usia 18 tahunTd (tetanus-difteri)

Varisela

Varisela adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyakit ini juga dikenal sebagai cacar air atau chicken pox. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam ringan, ruam gatal berbentuk bintik-bintik merah yang berubah menjadi lepuhan berisi cairan di seluruh tubuh. Varisela dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi kulit sekunder, radang paru-paru, radang otak, atau sindrom Reye jika tidak diobati. Varisela dapat dicegah dengan pemberian vaksin varisela secara injeksi.

Anak mendapatkan imunisasi varisela pertama kali saat berusia 12-15 bulan. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi ini lagi saat berusia 18-24 bulan sebagai penguat.

Hepatitis A

Hepatitis A adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Penyakit ini dapat menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Hepatitis A dapat menyebabkan gejala seperti demam, mual, muntah, nyeri perut, kuning pada kulit dan mata, dan urine gelap. Hepatitis A dapat dicegah dengan pemberian vaksin hepatitis A secara injeksi.

Anak mendapatkan imunisasi hepatitis A pertama kali saat berusia 15-18 bulan. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi ini lagi saat berusia 18-24 bulan sebagai penguat.

Tifoid

Tifoid adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini dapat menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Tifoid dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri perut, diare atau sembelit, ruam merah di dada dan perut. Tifoid dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan usus, perforasi usus, radang hati, radang jantung, atau kematian jika tidak diobati. Tifoid dapat dicegah dengan pemberian vaksin tifoid secara injeksi.

Anak mendapatkan imunisasi tifoid pertama kali saat berusia 10 tahun. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi ini setiap lima tahun sebagai penguat.

HPV

HPV adalah singkatan dari Human Papillomavirus yang merupakan virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan kanker serviks pada wanita serta kanker penis pada pria. Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau kontak kulit dengan kulit pada daerah kelamin. HPV dapat dicegah dengan pemberian vaksin HPV secara injeksi.

Anak mendapatkan imunisasi HPV pertama kali saat berusia 9-14 tahun. Jumlah pemberian imunisasi HPV tergantung pada usia anak saat mendapatkan vaksin pertama. Anak yang mendapatkan vaksin pertama sebelum usia 15 tahun hanya membutuhkan dua kali pemberian vaksin dengan rentang antara satu sama lain sekitar enam bulan. Anak yang mendapatkan vaksin pertama setelah usia 15 tahun membutuhkan tiga kali pemberian vaksin dengan rentang antara satu sama lain sekitar dua bulan untuk dosis kedua dan empat bulan untuk dosis ketiga.

Dengue

Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue (DENV). Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam merah di kulit, mual dan muntah. Dengue dapat menyebabkan komplikasi seperti dengue hemorrhagic fever (DHF) atau dengue shock syndrome (DSS) yang ditandai dengan perdarahan di bawah kulit, gusi, atau hidung serta penurunan tekanan darah yang dapat mengancam nyawa jika tidak diobati. Dengue dapat dicegah dengan pemberian vaksin dengue secara injeksi.

Anak mendapatkan imunisasi dengue pertama kali saat berusia 9-16 tahun. Kemudian anak akan mendapatkan imunisasi ini lagi sebanyak dua kali dengan rentang antara satu sama lain sekitar enam bulan.

Manfaat Imunisasi Dasar Lengkap Anak

Imunisasi dasar lengkap anak memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan perkembangan anak. Beberapa manfaatnya adalah sebagai berikut:

  • Mencegah anak dari penyakit-penyakit yang berbahaya dan berpotensi fatal seperti polio, campak, tetanus, hepatitis B, Hib, rotavirus, PCV, influenza, varisela, hepatitis A, tifoid, HPV, dengue, dan japanese encephalitis.
  • Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit-penyakit tersebut.
  • Meningkatkan kualitas hidup anak dengan menghindari komplikasi atau cacat permanen akibat penyakit-penyakit tersebut.
  • Menghemat biaya pengobatan dan perawatan akibat penyakit-penyakit tersebut.
  • Menyumbang pada kesehatan masyarakat dengan mencegah penularan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain.

Cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak Setelah Imunisasi

Imunisasi dasar lengkap anak merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak terhadap penyakit-penyakit tertentu. Namun selain imunisasi, ada beberapa hal lain yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak secara alami. Beberapa caranya adalah sebagai berikut:

  • Memberikan ASI eksklusif kepada bayi hingga usia enam bulan dan dilanjutkan dengan MPASI sesuai anjuran dokter.
  • Memberikan makanan bergizi seimbang kepada anak sesuai usia dan kebutuhan gizinya.
  • Memberikan suplemen vitamin dan mineral kepada anak jika diperlukan sesuai anjuran dokter.
  • Memastikan anak cukup minum air putih setiap hari untuk menjaga hidrasi tubuhnya.
  • Memastikan anak cukup tidur setiap malam untuk memulihkan stamina dan daya tahan tubuhnya.
  • Mendorong anak untuk berolahraga secara rutin dan sesuai kemampuannya untuk meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuhnya.
  • Mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah infeksi dari kuman atau mikroba penyebab penyakit.
  • Menghindari anak dari paparan asap rokok, polusi udara, atau zat-zat kimia berbahaya yang dapat merusak sistem pernapasan dan kekebalan tubuhnya.
  • Mengurangi stres pada anak dengan memberikan dukungan emosional dan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan mental dan sosialnya.

Kesimpulan

Imunisasi dasar lengkap anak adalah imunisasi yang diberikan kepada anak sejak lahir hingga usia 18 tahun untuk mencegah penyakit-penyakit yang berbahaya dan berpotensi fatal. Imunisasi dasar meliputi imunisasi wajib dan imunisasi tambahan sesuai anjuran IDAI. Imunisasi dasar memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan perkembangan anak serta kesehatan masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Kesehatan Sedunia 2023 Sejarah Tema dan Pesan Pentingnya

6 Gejala Serangan Jantung pada Wanita yang Sering Diabaikan

Kanker pada Anak Jenis Gejala dan Pengobatan